Hari: 14 Mei 2025

Danjen Akademi TNI Tinjau Kompi BS Kijang Kota Padang

Komandan Jenderal (Danjen) Akademi TNI, Laksdya TNI Dadi Hartanto, M.Tr.(Han), bersama dengan Wagub Akmil Brigjen TNI Sapto Widhi Nugroho melakukan kunjungan kerja penting ke Sektor Kompi Bantuan dan Staf (BS) Kijang yang berlokasi di Kota Padang. Kunjungan yang dilaksanakan pada Selasa, 13 Mei 2025, ini merupakan bagian dari upaya rutin untuk memastikan kesiapan operasional dan kesejahteraan personel di berbagai satuan jajaran Akademi TNI. Kehadiran Danjen dan Wagub Akmil disambut hangat oleh Dansatlak Latihan Taruna Akmil Mayor Infanteri Angga beserta para Perwira Staf Sektor Kompi BS Kijang dan seluruh anggota kompi.

Dalam kunjungannya, Danjen Akademi TNI meninjau secara langsung berbagai fasilitas dan perlengkapan yang dimiliki oleh Sektor Kompi BS Kijang. Beliau memberikan perhatian khusus pada kondisi barak, ruang kerja staf, serta alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang menjadi tanggung jawab sektor kompi dalam mendukung latihan Taruna Akmil. Peninjauan ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh infrastruktur dan peralatan dalam kondisi siap digunakan untuk mendukung tugas-tugas latihan Akademi TNI.

Selain meninjau fasilitas, Danjen juga berinteraksi langsung dengan para prajurit dan staf Sektor Kompi BS Kijang. Beliau memberikan arahan dan penekanan terkait dengan pentingnya profesionalisme, disiplin, dan semangat pengabdian dalam menjalankan tugas, terutama dalam mendukung kelancaran latihan Taruna Akmil di wilayah Padang. Danjen juga menyampaikan apresiasi atas dedikasi dan kinerja yang telah ditunjukkan oleh seluruh personel Sektor Kompi BS Kijang dalam mendukung kelancaran kegiatan Akademi TNI.

Kunjungan kerja ini menjadi momentum penting untuk mempererat tali silaturahmi antara pimpinan Akademi TNI dengan para personel di tingkat satuan bawah yang bertugas jauh dari markas. Selain itu, kunjungan ini juga menjadi sarana untuk mendapatkan masukan langsung dari lapangan terkait dengan berbagai kendala dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, khususnya dalam mendukung latihan Taruna Akmil.

Kehadiran Danjen Akademi TNI bersama Wagub Akmil di Sektor Kompi BS Kijang Kota Padang diharapkan dapat semakin memotivasi seluruh personel untuk terus meningkatkan kinerja dan profesionalisme dalam mendukung visi dan misi Akademi TNI dalam mencetak calon-calon pemimpin TNI masa depan yang berkualitas dan berintegritas selama melaksanakan latihan di berbagai daerah.

Perbincangan Tentara Berbisnis Memicu Gelombang Penolakan dari Masyarakat

Wacana mengenai kemungkinan tentara berbisnis atau memiliki kegiatan usaha di luar kedinasan aktif baru-baru ini menjadi topik hangat dan memicu reaksi keras dari berbagai lapisan masyarakat. Ide ini dianggap kontroversial dan berpotensi menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap profesionalisme, netralitas, serta citra Tentara Nasional Indonesia (TNI). Gelombang penolakan terhadap gagasan anggota TNI berbisnis ini cukup signifikan dan melibatkan berbagai elemen, mulai dari pengamat militer hingga organisasi masyarakat sipil.

Kritik utama terhadap gagasan tentara berbisnis berakar pada kekhawatiran akan potensi konflik kepentingan. Tugas utama seorang tentara adalah menjaga kedaulatan negara dan keamanan nasional. Keterlibatan dalam kegiatan berbisnis dikhawatirkan dapat mengalihkan fokus dan loyalitas dari tugas pokok tersebut. Selain itu, netralitas TNI sebagai institusi negara yang harus berdiri di atas semua golongan juga dipertanyakan jika anggotanya memiliki kepentingan ekonomi pribadi melalui berbisnis.

Menurut pernyataan seorang ahli hukum tata negara, Dr. Ratna Sari, dalam sebuah seminar nasional di Universitas Bhayangkara pada tanggal 28 Juli 2025, gagasan berbisnis berpotensi melanggar prinsip profesionalisme dan netralitas TNI yang diamanatkan oleh undang-undang. Beliau menambahkan bahwa tentara berbisnis dapat membuka peluang terjadinya praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang demi keuntungan pribadi.

Lebih lanjut, berbagai organisasi masyarakat sipil yang fokus pada isu-isu reformasi sektor keamanan juga menyampaikan adanya penolakan keras terhadap wacana ini. Mereka berpendapat bahwa berbisnis didalam militer dapat menciptakan persaingan yang tidak sehat dengan pelaku usaha sipil dan berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi. Fokus utama tentara berbisnis seharusnya adalah pada peningkatan kemampuan tempur dan pengabdian kepada negara.

Meskipun demikian, ada beberapa pandangan yang mencoba melihat isu tentara berbisnis ini dari sudut pandang yang berbeda, terutama terkait dengan upaya peningkatan kesejahteraan prajurit. Namun, pandangan ini cenderung kalah kuat dibandingkan dengan arus penolakan yang mendominasi opini publik.

Sebagai kesimpulan, perbincangan mengenai tentara berbisnis telah memicu gelombang penolakan yang signifikan dari berbagai elemen masyarakat. Kekhawatiran akan potensi konflik kepentingan, terganggunya fokus pada tugas utama, serta risiko terhadap netralitas dan profesionalisme TNI menjadi alasan utama penolakan terhadap gagasan ini.