Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dikenal sebagai unit elite TNI Angkatan Darat yang melahirkan prajurit dengan kemampuan di atas rata-rata. Kunci di balik keunggulan ini adalah Latihan Keras Kopassus yang legendaris, dirancang untuk menguji batas fisik, mental, dan emosional setiap calon prajurit. Proses seleksi dan pelatihan yang brutal ini memastikan hanya individu-individu terbaik yang mampu menjadi bagian dari pasukan baret merah ini.

Program Latihan Keras Kopassus dimulai dengan seleksi ketat yang menguji daya tahan fisik dan psikologi. Calon prajurit harus melewati tahapan seperti long march ratusan kilometer dengan beban penuh, survival di hutan belantara tanpa bekal, hingga materi sea, land, and air yang mengharuskan mereka mampu beroperasi di berbagai medan. Setiap tahapan dirancang untuk menyingkirkan mereka yang tidak memiliki ketahanan, disiplin, dan mental baja yang dibutuhkan seorang komando.

Fokus utama dalam Latihan Keras Kopassus adalah pengembangan kemampuan individu dalam berbagai aspek. Ini mencakup kemahiran menembak presisi, penguasaan berbagai jenis senjata, teknik tempur jarak dekat (hand-to-hand combat), sabotase, demolisi, hingga keterampilan intelijen dan pengintaian rahasia. Prajurit juga dilatih untuk beradaptasi dengan situasi krisis, termasuk operasi anti-terorisme dan pembebasan sandera, di mana kecepatan, ketepatan, dan keberanian adalah segalanya. Komandan Jenderal Kopassus, Mayjen TNI (Purn.) Doni Monardo, dalam sebuah kunjungan ke Pusat Pendidikan Kopassus pada 15 Juni 2025, pernah menyatakan, “Di sini, kita tidak hanya melatih prajurit, tetapi menempa jiwa dan raga hingga mencapai potensi tertinggi.”

Selain itu, pelatihan juga menekankan pada aspek mental dan psikologis. Prajurit dilatih untuk mengatasi rasa takut, lelah, lapar, dan tekanan ekstrim. Sesi interogasi simulasi, kondisi kurang tidur, dan skenario di bawah tekanan tinggi menjadi bagian integral dari program untuk membangun ketahanan mental yang tak tergoyahkan.

Dukungan dari berbagai pihak seringkali menjadi bagian dari latihan ini. Contohnya, pada 20 Juni 2025, tim medis militer dari Pusat Kesehatan TNI berpartisipasi dalam simulasi evakuasi medis darurat di tengah hutan saat latihan Kopassus, memastikan prosedur keselamatan dan penanganan cedera prajurit. Bahkan, aparat kepolisian dari Unit Pengamanan Objek Vital (Pam Obvit) sering berkoordinasi untuk pengamanan area latihan yang seringkali melibatkan simulasi dengan skenario yang sangat realistis.

Dengan Latihan Keras Kopassus yang tidak mengenal kompromi ini, setiap prajurit dibentuk menjadi individu yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, siap menghadapi misi paling berbahaya dan menjaga kedaulatan serta keamanan Indonesia. Mereka adalah bukti nyata dari dedikasi dan profesionalisme militer tertinggi.