Sapta Marga adalah kode etik dan pedoman moral bagi setiap prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI). Bagi Taruna Akademi Militer (Akmil), pemahaman dan internalisasi Sapta Marga bukan sekadar pelajaran, melainkan fondasi utama dalam membentuk karakter seorang perwira yang berintegritas dan profesional.

Baca Juga: Farhan Mendukung dan Mengawasi Pendidikan Siswa di Barak

Pembelajaran Sapta Marga di Akmil dirancang secara komprehensif, meliputi aspek teori dan praktik. Para Taruna tidak hanya menghafal tujuh butir pedoman tersebut, tetapi juga mendalami makna filosofis dan implementasinya dalam setiap tindakan dan keputusan sebagai calon pemimpin TNI.

Butir pertama Sapta Marga, “Kami adalah Kesatria Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta membela kejujuran, kebenaran dan keadilan,” menekankan pentingnya landasan spiritual dan moral dalam setiap langkah pengabdian seorang prajurit.

Butir kedua, “Kami adalah Patriot Indonesia yang mencintai tanah air dan seluruh tumpah darah Indonesia,” menanamkan rasa cinta tanah air yang mendalam dan kesiapan untuk berkorban demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Butir ketiga, “Kami adalah Pejuang Indonesia yang gagah berani, pantang menyerah dan selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri sendiri atau golongan,” membentuk mental baja seorang prajurit yang siap menghadapi segala tantangan.

Butir keempat, “Kami adalah Prajurit Indonesia yang berdisiplin, taat kepada atasan dengan tidak melupakan tanggung jawab,” mengajarkan pentingnya hierarki dan kepatuhan dalam organisasi militer, namun tetap menjunjung tinggi tanggung jawab individu.

Butir kelima, “Kami adalah Prajurit Indonesia yang setia dan menepati janji,” menekankan nilai kesetiaan kepada negara, pimpinan, dan rekan seperjuangan, serta pentingnya memegang teguh setiap janji yang diucapkan.

Butir keenam, “Kami adalah Prajurit Indonesia yang sopan dan jujur dalam perkataan dan perbuatan,” membentuk karakter prajurit yang santun dalam berinteraksi dan selalu bertindak jujur dalam segala situasi.

Butir ketujuh, “Kami adalah Prajurit Indonesia yang senantiasa mengembangkan diri dan tidak mengenal menyerah untuk mencapai kemajuan,” mendorong setiap prajurit untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan demi kemajuan TNI dan bangsa.

Melalui pembelajaran Sapta Marga yang mendalam, Taruna Akmil diharapkan tidak hanya menjadi pemimpin militer yang handal secara teknis, tetapi juga memiliki moral dan etika yang kuat. Nilai-nilai luhur ini akan menjadi kompas dalam setiap pengabdian mereka kepada bangsa dan negara.