Dalam ranah pasukan khusus militer, kemampuan untuk mengumpulkan informasi vital di garis depan adalah hal yang tak ternilai. Inilah mengapa spesialisasi intelijen tempur menjadi pilar utama bagi unit elite seperti Peleton Intai Tempur (Tontaipur) Kostrad TNI AD. Ditambah dengan keahlian bertahan hidup di medan sulit, para prajurit ini mampu beroperasi secara mandiri di balik garis musuh, menjadi mata dan telinga komandan dalam setiap skenario konflik.

Spesialisasi intelijen tempur Tontaipur mencakup berbagai teknik pengumpulan data yang canggih. Mereka dilatih untuk melakukan pengintaian jarak jauh (Long Range Reconnaissance Patrol/LRRP) yang berlangsung berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu di wilayah lawan. Ini melibatkan pengamatan visual, pendengaran, dan penggunaan peralatan pengumpul informasi canggih tanpa terdeteksi. Data yang mereka peroleh mencakup informasi tentang kekuatan musuh, pergerakan pasukan, lokasi logistik, hingga karakteristik medan. Informasi ini krusial untuk perencanaan taktis dan strategis operasi militer. Sebuah laporan dari Pusdiklatpassus TNI AD pada akhir tahun 2024 menyoroti pentingnya kemampuan ini dalam peperangan asimetris.

Namun, kemampuan mengumpulkan informasi saja tidak cukup. Para prajurit Tontaipur harus memiliki keahlian bertahan hidup yang luar biasa di medan yang paling menantang. Ini adalah bagian tak terpisahkan dari spesialisasi intelijen mereka. Mereka dilatih untuk bertahan hidup di hutan belantara, pegunungan, rawa, hingga padang gurun, dengan mengandalkan sumber daya alam dan peralatan minimal. Pelatihan bertahan hidup ini mencakup kemampuan mencari makan, membangun tempat berlindung, navigasi tanpa alat modern, dan mengatasi kondisi cuaca ekstrem.

Selain itu, spesialisasi intelijen tempur Tontaipur juga melibatkan kemampuan komunikasi rahasia. Mereka harus mampu mengirimkan data intelijen yang akurat secara real-time kepada komando, seringkali dari lokasi yang sangat terisolasi, tanpa membahayakan misi atau mengungkapkan posisi mereka. Hal ini memerlukan penguasaan teknik komunikasi radio, penggunaan cipher, dan prosedur keamanan komunikasi yang ketat.

Pelatihan ekstrem yang mereka jalani juga mencakup aspek counter-tracking dan evasion (penghindaran). Prajurit Tontaipur dilatih untuk menghilangkan jejak, menghindari kejaran musuh, dan melakukan pergerakan senyap di segala medan. Kombinasi spesialisasi intelijen yang mendalam dan keahlian bertahan hidup yang mumpuni menjadikan Tontaipur sebagai unit elite yang sangat efektif dalam menjalankan misi-misi krusial di balik garis musuh, memberikan keunggulan informasi bagi TNI AD.